Jumat, 15 Mei 2009

Bromo

Gunung Bromo (2392 meter dpl) berada dikawasan pelestarian alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan merupakan Taman Nasional paling spektakuler dan paling mudah dikunjungi diantara Taman Nasional lainnya yang ada di Indonesia. Ketinggian TNBTS antara 1.000 – 3.676 meter diatas permukaan air laut. Wilayah TNBTS terletak pada rangkaian pegunungan berapi yang merupakan salah satu dari rangkaian besar pegunungan yang terbentang sepanjang Pulau Jawa. Daerah ini ‘dikuasai’ oleh 4 pemerintah daerah yaitu, Malang, Lumajang, Probolinggo dan Pasuruan.

Dibagian utara pegunungan Tengger terdapat kaldera Tengger yang sangat indah dan menarik, garis tengahnya ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Dasar Kaldera Tengger berupa laut pasir seluas 5.290 ha, terdapat Gunung Bromo (2.392 m), Gunung Batok (2.470 m), Gunung Kursi (3.392 m), Gunung Watangan (2.601 m), dan Gunung Widodaren (2.600 m).

Pintu gerbang utama menuju ke lautan pasir dan Gn. Bromo adalah melalui Cemorolawang. Pengunjungnya bukan hanya wisatawan lokal, bahkan banyak yang berasal dari luar negeri. Dengan pemandangan yang khas membuat Bromo layak menjadi tujuan wisata. Apa saja keistimewaan wisata Gunung Bromo?

1. Sunrise Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.

Suhu disini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Maka, Anda hendaknya mempersiapkan pakaian dingin, topi, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi –-bahkan sebelumnya--menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini.
Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gn. Batok (2440 meter dpl), Gn. Kepolo (3035 meter dpl), Gn.Ayek Ayek (2819 meter dpl), Gn. Jembangan (3028 meter dpl), Gn. Ider Ider (2521 meter dpl), Gn. Widodaren (2600 meter dpl) dan Gn. tertinggi di Pulau Jawa, Gn.Semeru (3676 meter dpl). 2. Lautan Pasir Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Anda dapat melihat pemandangan sekitar berupa lautan pasir yang luas. Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan Anda bernafas.
3. Gunung Bromo Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Sekarang, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.

Bila Anda mengunjungi Bromo pada Tanggal 14 Bulan Kasada. Di kawasan ini diadakan Upacara Kasada (Yadnya Kasada), upacara yang diselenggarakan pada tengah malam ketika purnama, waktu itu bulan tepat di atas kepala. Tata upacaranya unik sehingga tidak mengherankan apabila kemudian peristiwa ini sangat dinanti-nanti oleh para wisatawan. Acara ini terasa begitu akbar, karena disaksikan oleh puluhan bahkan ratusan ribu pasang mata yang ikut menyaksikannya.

Upacara Kasada merupakan upacara keagamaan Masyarakat Tengger. Upacara ini berawal dari ceritera hilangnya (raibnya) Raden Kusuma, Putra pasangan suami-istri Rara AnTeng dan Jaka SeGer di Kawah Bromo. Sejak saat itu Upacara Kasada diadakan sebagai peringatan untuk masayarakat Tengger.

Konon yang merupakan “Cikal Bakal” masyarakat Tengger adalah sepasang suami istri yaitu Rara Anteng (Teng) dan Jaka Seger (Ger). Perpaduan dua suku kata itulah kemudian menjadi akronim yang dikenal dengan nama TENGGER. Rara Anteng ialah seorang putri Prabu Brawijaya dengan Garwa Padmi, raja terakhir Majapahit, yang termashur memiliki wajah ayu rupawan. Ia diasuh oleh seorang Resi bernama Ki Dadap Putih, tinggal dikawasan Gunung Bromo yang pada waktu itu masih berwujud hutan belantara.

Pada suatu hari, seorang Senopati berdarah Brahmana yang bernama Jaka Seger sedang menempuh perjalanan jauh melintasi daerah ini bertemu dengan Rara Anteng. Kedua muda-mudi tersebut saling tertarik dan jatuh cinta yang akhirnya dikawinkan oleh Resi Ki Dadap Putih. Sejak saat itu Rara Anteng dan Jaka Seger resmi menjadi pasangan suami-istri.

Nama putra-putri Rara Anteng dan Jaka Seger yang berjumlah 25 orang itu dikaitkan dengan tempat-tempat keramat di daerah Bromo, yaitu:

1. Tumenggung Klewung (Gunung Ringgit)

2. Sinta Wiji (Gunung Kidangan)

3. Ki Baru Klinting (Lemah Kuning)

4. Ki Rawit (Gunung Sumber Semani)

5. Jinting Jinah (Gunung Jinahan)

6. Ical (Gunung Pranten)

7. Prabu Siwah (Gunung Lingga)

8. Cokro Pranoto Aminoto (Gunung Gendera)

9. Tunggul Wulung (Cemoro Lawang)

10. Tumenggung Klinter (Gunung Penanjakan)

11. Raden Bagus Waris (Watu Balang)

12. Ki Dukun (Watu Wungkuk)

13. Ki Pranoto (Poten)

14. Ni Perniti (Gunung Bajangan)

15. Petung Supit (Tunggukan)

16. Raden Mas Sigit (Gunung Batok)

17. Puspa Ki Gentong (Widodaren)

18. Kaki Teku Niti Teku (Guyangan)

19. Ki Dadung Awuk (Banyu Pakis)

20. Ki Demeling (Pusung Lingker)

21. Ki Sindu Jaya (Wonongkoro)

22. Raden Sapujagad (Pundak Lemdu)

23. Ki Jenggot (Rujag)

24. Demang Diningrat (Gunung Semeru)

25. Raden Kusuma (Gunung Bromo)

4. Madakaripura Waterfall.

Madakaripura adalah lokasi wisata berupa air terjun setinggi ± 200 meter. Madakaripura terletak ± 620 meter dpl. Letaknya ± 6 Km dari Bromo tepatnya di Desa Sapeh, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Air terjun ini dikenal sebagai tempat meditasi Maha Patih Gajahmada.

INFO PENTING Musim kunjungan terbaik: Bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari. Cara pencapaian lokasi ke Bromo/TNBTS : 1. Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km. 2. Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km. 3. Jemplang-Ranu Pani-Ranu Kumbolo, 16 km. Atau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km. 4. Dari Malang ke Ranu Pani menggunakan mobil sekitar 70 menit, yang dilanjutkan berjalan kaki ke Puncak Semeru sekitar 13 jam. Biro Wisata : PT. Gilang Wisata Perkasa Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 41 Probolinggo Telp: 0335 437135, 0335 7604880 atau hubungi marketing kami: Stebby Julionatan 0852 3041 3398r Segitiga Emas Pariwisata Probolinggo (Bromo Sunrise – Petik Anggur – Songa Rafting) P r o g r a m 2 Hari 1 Malam Hari 1 : Surabaya – Probolinggo – Gunung Bromo ( MS, MM ) • Peserta dijemput di Bandara Juanda / Stasiun KA dengan mobil L300. Berangkat menuju Probolinggo. Snack, air mineral dan buah dikemas di dalam hand bag dan dibagikan pada saat pemberangkatan. • Makan siang di RM. Gilang 'Sajian Dapur Desa'. • Menuju Lokasi Petik Anggur • Melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo. Menuju hotel untuk check in dan acara bebas. • Makan malam di RM. Lokal. Hari 2 Bromo Sunrise Tour – Sungai Pekalen – Surabaya ( MP, MS, MM ) • ± pukul 04.00 WIB, peserta dibangunkan untuk melihat keindahan sunrise dan panorama Puncak Bromo dan Semeru di Pananjakan dengan Jeep. • Dilanjutkan dengan melihat Kaldera Gunung Bromo. • Kembali ke hotel untuk makan pagi dan istirahat. • Check out hotel. Menuju lokasi arung jeram di Sungai Pekalen. • Makan Siang di Songa Rafting. • Melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. • Tiba di Surabaya dengan membawa kenangan manis bersama Gilang Wisata Tour. Sumber : kumpulan.info, wisatanet, website Kabupaten Probolinggo, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana?