Selasa, 19 Mei 2009
Blood Type Research
Jumat, 15 Mei 2009
Bromo
1. Sunrise Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.
1. Tumenggung Klewung (Gunung Ringgit)
2. Sinta Wiji (Gunung Kidangan)
3. Ki Baru Klinting (Lemah Kuning)
4. Ki Rawit (Gunung Sumber Semani)
5. Jinting Jinah (Gunung Jinahan)
6. Ical (Gunung Pranten)
7. Prabu Siwah (Gunung Lingga)
8. Cokro Pranoto Aminoto (Gunung Gendera)
9. Tunggul Wulung (Cemoro Lawang)
10. Tumenggung Klinter (Gunung Penanjakan)
11. Raden Bagus Waris (Watu Balang)
12. Ki Dukun (Watu Wungkuk)
13. Ki Pranoto (Poten)
14. Ni Perniti (Gunung Bajangan)
15. Petung Supit (Tunggukan)
16. Raden Mas Sigit (Gunung Batok)
17. Puspa Ki Gentong (Widodaren)
18. Kaki Teku Niti Teku (Guyangan)
19. Ki Dadung Awuk (Banyu Pakis)
20. Ki Demeling (Pusung Lingker)
21. Ki Sindu Jaya (Wonongkoro)
22. Raden Sapujagad (Pundak Lemdu)
23. Ki Jenggot (Rujag)
24. Demang Diningrat (Gunung Semeru)
25. Raden Kusuma (Gunung Bromo)
Senin, 11 Mei 2009
GWK
Kamis, 07 Mei 2009
Senin, 04 Mei 2009
Ulu Watu - Ngebak Geni
Tahan Gempa Bagian 3
Tahan Gempa Bagian 2
Tahan Gempa 1
PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT RESIKO KORBAN JIWA DI DALAM BANGUNAN (BAGIAN 1)
Latar Belakang : Indonesia memiliki wilayah yang rawan terhadap gempa sehingga perlu perencanaan khusus dalam pembangunan rumah dan gedung bertingkat, yang tahan terhadap bahaya gempa Permasalahan : Banyaknya kerusakkan bangunan yang tidak menggunakan perencanaan/perhitungan tahan gempa Usulan Teknis : • Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa untuk Rumah Sederhana • Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa untuk Struktur Bangunan Tinggi
Nyepi 1931 Caka
NYEPI ÇAKA 1931 (2009)
Sebagai bukan penganut Agama Hindu (
Rangkaian Hari Raya Nyepi yang saya tahu :
- Hari Raya Nyepi Çaka 1931 (2009) bertepatan dengan 26 Maret 2009. Nyepi berasal dari kata “sepi” (sunyi). Saat Nyepi seluruh aktivitas di Bali dihentikan selama 24 jam. Ada 4 larangan yang disebut Catur Brata Penyepian yang harus dijalankan oleh Umat Hindu di Bali saat Hari Raya Nyepi. Keempat Brata Penyepian tersebut adalah amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan pekerjaan), amati lelanguan (tidak menyalakan hiburan), dan amati lelungan (tidak bepergian). Keempat Brata Penyepian ini membantu manusia untuk mengontrol sifat-sifat keduniawian dengan pikiran dan kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia ditahun yang baru. Pada beberapa orang yang memiliki tingkat spiritualitas tinggi atau mempunyai keinginan untuk meningkatkan spiritualitasnya menjalankan larangan ’brata’ lainnya dengan tidak makan dan minum (upawasa), tidak berbicara (monobrata), dan juga meditasi dengan memusatkan pikiran untuk menyembah dan memuja Tuhan.
- Ngembak Geni Çaka 1931 (2009) bertepatan dengan 27 Maret 2009. Hari ini bisa disebut juga sebagai puncaknya perayaan Hari Raya Nyepi, saat untuk berbagi kebahagiaan dengan mengunjungi keluarga, kerabat dan teman. Tahun yang baru diawali dengan saling memaafkan dan melupakan kesalahan dimasa lalu serta bersama-sama kembali.
Pada saat itu juga terlihat warga Banjar Kaja sibuk mempersiapkan suatu ritual khusus yang disebut dengan istilah ”Med-medan”. Med-medan sebenarnya berarti saling tarik-menarik. Menurut Arya Jimbaran, seorang tokoh desa setempat ritual ini diadakan untuk menghindari masyarkat desa dari kejadian buruk, karena pernah suatu hari acara ini ditiadakan yang akhirnya terjadi sesuatu kejadian aneh di depan Banjar Kaja, dimana dua ekor babi saling beradu dan tidak seorangpun bisa memisahkan sampai akhirnya salah satu diantaranya mati. Karena kejadian aneh inilah maka ritual ini dilaksanakan setiap tahunnya. Ritual ini berlangsung di Banjar Kaja Desa Adat Sesetan pada pukul 15.00 Wita. Ritual Med-medan dimulai dengan persembahyangan bersama kemudian diadakan pembagian kelompok antara pria dan wanita yang ditempatkan di dua sisi yang berbeda. Setelah tanda mulai dibunyikan, kedua kelompok ini mendekat dan saling tarik-menarik satu dengan lainnya disertai dengan guyuran air dan gamelan Bleganjur untuk menambah semangat kedua kelompok.
- Hari Raya Kuningan Çaka 1931 (2009) bertepatan dengan 28 Maret 2009.
Hari raya ini berlangsung 10 hari setelah Hari Raya Galungan (Hari Raya Galungan ± 10 hari sebelum Hari Raya Nyepi). Pada hari ini Umat Hindu melakukan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa-dewa dan leluhur yang telah turun ke bumi untuk memberkati alam semesta beserta isinya, dan kemudian akan kembali lagi ke Sorga hingga sebelum tengah hari. Oleh Karena itu upacara hanya berlangsung sampai jam 12 siang.
Sebenarnya secara kronologis rangkaian Hari Raya Nyepi Çaka 1931 (2009) sebagai berikut :
- 10 Maret 2009 : Purnama
- 12 Maret 2009 : Sugian Jawa।
Pada hari ini Umat Hindu melakukan upacara penyucian terhadap Bhuana Agung (dunia dan isinya) sebagai persiapan untuk menyongsong Hari Raya Galungan.
- 13 Maret 2009 : Sugian Bali।
Umat Hindu melakukan penyucian terhadap Bhuana Alit (lingkungan rumah dan sekitarnya) sebagai persiapan Hari Raya Galungan.
- 16 Maret 2009 : Penyajaan Galungan।
Pada hari ini Umat Hindu menyiapkan berbagai macam kue/jajan Bali seperti : tape, uli, dodol, kaliadrem untuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa saat Galungan.
- 17 Maret 2009 : Penampahan Galungan।
Satu hari sebelum Galungan disebut dengan ”penampahan”, pada saat ini Umat Hindu mempersiapkan sarana upakara berupa : sate, lawar, urutan dengan cara ’Mepatung’ dimana mereka membentuk suatu kelompok yang terdiri dsari 10 hingga 15 orang bekerjasama untuk memotong babi dan kemudian dibagikan secara merata. Pada petang harinya umat Hindu melakukan ’Upacara Abyakala’ semacam upacara penyucian diri agar terhindar dari pengaruh buruk Sang Kala Tiga Amangkurat. Mereka juga membuat ’penjor’ yang merupakan bentuk persembahan kehadapan Bharata Mahadewa yang berkedudukan di Gunung Agung. Penjor terbuat dari sebatang bambu yang dihias dengan daun janur, daun-daunan, hasil panen berupa padi, pisang atau buah lainnya, kelapa dan kain putih atau kuning yang melambangkan kemakmuran. Penjor dipasang disebelah kanan pintu masuk rumah.
- 18 Maret 2009 : Hari Raya Galungan।
Hari ini merupakan peringatan atas terciptanya alam semseta beserta isinya dan juga perayaan kemenangan Dharma atas Adharma. Umat Hindu melakukan persembahyangan di masing-masing Merajan dan Pura dengan mempersembahkan ’banten’ sebagai ucapan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Dewa/Bhatara atas kedamaian dan kemakmuran di dunia.
- 19 maret 2009 : Umanis Galungan।
Setelah persembahyangan di masing-masing Merajan atau Pura, Umat Hindu melakukan ’Simakrama’ (saling mengunjungi) antar anggota keluarga, kerabat terdekat, tetangga dan teman untuk lebih mempererat hubungan kekeluargaan.
- 23 Maret 2009 : Melasti/Mekiyis।
Saat ini Umat Hindu melakukan upacara untuk menyucikan atau membersihkan seluruh alat-alat upacara, demikian juga pretima sebagai perlambang dari Dewa-dewa ke pantai, danau, sungai dan juga sumber air lainnya. Dalam Bahasa Bali, Melasti berarti membersihkan segala kotoran pada makhluk hidup dan dunia dengan mengambil intisari kehidupan yang ada di lautan. Laut sebenarnya merupakan simbol dari kehidupan yang berlangsung terus menerus yang terdiri dari dua unsur yakni kebahagiaan dan kesedihan. Dengan kedua unsur tersebut kita bisa temukan intisari dari kehidupan ini.
- 25 Maret 2009 : Tilem। Tawur Agung Kesanga.
Tawur Agung Kesanga merupakan upakara keagamaan yang dilaksanakan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi। Upacara biasanya berlangsung pada pukul 12.00 Wita di perempatan desa, dan pada petang harinya masing-masing keluarga juga menyelenggarakan upacara kecil ditempat persembahyangan dan juga di depan pintu masuk rumah. Seluruh anggota keluarga juga akan melaksanakan upacara ’mabyakala prayascita’ untuk menetralisirkan kekuatan jahat (bhuta). Pada hari yang sama saat matahari terbenam sekitar jam 6 sore juga akan diselenggarakan upacara ’Pengerupukan’. Seluruh anggota keluarga akan melaksanakan upacara pengerupukan dengan berjalan mengelilingi seluruh bangunan rumah dengan membawa obor dan membunyikan suara gaduh dari kulkul (kentongan tradisional terbuat dari bambu).
Di Pura Penataran Agung Besakih-Karangasem diadakan Odalan Panca Bali Krama.
- 26 Maret 2009 : Hari Raya Nyepi.
- 27 Maret 2009 : Ngembak Geni.
- 28 Maret 2009 : Hari Raya Kuningan.
Sport Jantung ”Taru-Menyan”